Tips Manajemen Stres

Selasa

Stres tidak hanya berdampak negatif terhadap kesehatan seperti sakit kepala, masalah perut dan kecemasan. Tetapi juga mempengaruhi memori dan kinerja kognitif. Bahkan menurut profesor David Almeida, Ph.D, stres membuat Anda melupakan hal yang terjadi dalam jangka pendek dan melakukan lebih buruk pada tugas kognitif.

"Ketika kita marah dalam menghadapi stres akan mengalami peningkatan kortisol atau gangguan fisiologi sehari-hari. Lama kelamaan sistem kerja kardiovaskular lebih keras," terang David.

Agar stres tidak memperburuk kesehatan, menurut David Almeida seseorang harus menganggap stres sebagai tantangan dalam hidup dan mampu mengelolanya demi meningkatkan suasana hati. Nah, berikut ini cara mengelola rasa frustasi dalam diri:

1. Mengeluarkan keringat
Memobilisasi energi dalam menghadapi stressor akan meningkatkan denyut jantung dan glukosa dikirim ke seluruh bagian tubuh. Ketegangan pada tubuh pun akan berkurang seiring keluarnya keringat. Sebelum Anda mengalami stres, lebih baik seringlah berolahraga.

2. Jadilah pencari solusi
Cobalah fokus pada pemecahan masalah daripada emosi karena masalah Anda. Buatlah daftar semua langkah yang perlu Anda ambil untuk mendapatkan sesuatu yang dicapai. Jika Anda membuat kemajuan, lebih mudah mengelola tugas dan perilaku pun lebih rasional.

3. Tertawa
Dalam menghadapi tantangan sangat diperlukan mempertahankan sukacita, kebahagiaan atau humor untuk membatasi durasi respon stres. Dengan tertawa dan tersenyum akan meningkatkan hormon endorfin.

4. Selalu bersyukur
Seseorang yang berfokus pada perasaan bersyukur, kualitas tidurnya akan lebih baik. Mood pun akan meningkat.

5. Melakukan pijatan
Saat terjadi penekanan pada kulit akan mengaktifkan sistem saraf parasimpatis. Akibatnya kelenjar adrenal mengurangi pelepasan hormon stres.

6. Sering makan sayur
Penelitian baru menunjukkan bahwa kebahagiaan tertinggi ada di antara orang yang makan tujuh porsi buah dan sayuran per hari.

Sumber : mediaindonesia.com
READ MORE - Tips Manajemen Stres

Kembangkan Pola Asuh Positif, Hindari Kekerasan

Senin

Sudah menjadi tugas sebuah keluarga untuk membangun dan membentuk kepribadian dan mental yang sehat seorang anak. Di tengah keluarga, seorang anak berhak mendapat haknya agar tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari tindak kekerasan, penelantaran, tindak kekejaman fisik  maupun diskriminasi.

Perlu mendapat perhatian khusus bahwa tugas mengasuh dan membesarkan anak merupakan suatu amanah dari Allah. Tak sedikitpun kita berhak untuk memperlakukan buah hati kita dengan tindakan yang menyakitkan baik fisik, mental dan intimidasi. Mengasuh anak memerlukan persiapan fisik, mental dan emosi yang baik dari kedua orangtua, keluarga dan masyarakat dan  lingkungan.

Hanya dengan suasana kasih sayang, maka pengasuhan seorang anak dapat dilakukan dengan ikhlas dan penuh nikmat menjadi orangtua. Banyak keluarga begitu mendambakan hadirnya seorang anak yang menghiasi rumahtangga mereka, namun mengapa kita yang telah dikaruniai anak tidak mengasuhnya dengan penuh kasih dan sayang.

Sudah selayaknya memberikan tempat yang nyaman dan aman bagi pertumbuhan secara fisik dan mental seorang anak yang sedang tubuh dan berkembang. Hal ini bukan hanya tanggung jawab sebuah keluarga bahkan juga masyarakat, pemerintah dan negara. Hak-hak perlindungan anak dijamin dalam sebuah undang-undang. Kendati tidak mudah menjadi orangtua, namun siapkan diri kita sejak membentuk sebuah keluarga baru dan menyadari bahwa tugas kewajiban dan tanggung jawab selaku orangtua adalah mengasuh, memelihara dan mendidik serta melindungi anak . Mendorong kemampuan perkembangan bakat dan kemampuan anak.

Ada tiga hal penting dalam memenuhi kebutuhan dasar anak selama masa perkembangan tersebut, yakni Asuh, Asih dan Asah.

Asuh : meliputi pemenuhan kebutuhan makanan yang sehat dan bergizi, kesehatan tubuh, kebersihan, pakaian, tempat tinggal, lingkungan yang baik.

Asih : meliputi kebutuhan emosi, kasih sayang. Terutama pada tahun tahun pertama kehidupan seorang anak. Hubungan yang erat, mesra dan selaras merupakan syarat mutlak untuk menjamin masa tumbuh kembang secara optimal, baik mental, sosial dan psikologis anak kelak ketika dewasa. Kekerasan terhadap anak, baik berupa penganiayaan fisik berupa pemukulan, melukai, mencubit, bahkan kekerasan dalam ucapan serta kurangnya kasih sayang akan memberikan dampak negatif pada masa tumbuh kembang. Anak akan mengalami perasaan tidak aman, tertekan dan terjadi ketidak seimbangan mental emosional ketika dewasa. TIdak ada penyembuhan  segera atas tindakan kekerasan atau child abuse. Rekaman memori anak akan menyimpan semua perilaku negatif orangtua ataupun anggota keluarga yang telah melakukan child abuse tersebut. Sebaiknya tindakan mendidik anak tidak menggunakan lagi cara-cara demikian.

Asah : asah ini merupakan kebutuhan akan stimulasi mental yang positif. Stimulasi atau rangsangan mental yang positif ini  merupakan awal proses anak belajar di tengah keluarga. Bila kita telah salah menerapkan pola Asah ini maka perkembangan mental anak akan mengalami kesulitan dalam pergaulan ditengah masyarakat. Rangsangan terhedap perkembangan mental  ini akan membantu proses anak belajar kemandirian, kreativitas, kecerdasan, kepribadian, agama /iman, moral dan sopan santun/ etika dalam bergaul. produktivitas, dan selanjutnya secara psikologis atau kesehatan mental seorang anak  akan berkembang maksimal Itulah tiga kebutuhan dasar dalam mengasuh seorang anak di tengah keluarga yang harus perhatikan oleh orangtua.

Berikut contoh menerapkan pola asuh positif sesuai usia anak :

Pola asuh positif untuk anak usia 1-2 tahun : membacakan cerita atau dongeng, mengajarkan nama anggota tubuh, bermain dengan anak,mengembangkan kemampuan berbicara dan menggunakan bahasa yang sopan, berdoa, berdoa, menyapa orang yang ditemui  dan mengucapkan kata terimakasih, serta beberapa kalimat positif yang pendek pendek.

Pola asuh positif usia 2-3 tahun : Menyediakan waktu bersama untuk membacakan cerita anak, berdoa, mendorong anak bermain peran, mengajak permainan berkelompok untuk bersosialisasi, kenalkan dengan lingkungan sekitar dan jalan jalan mengenal alam, menyanyikan lagu sederhana anak-anak.

Pola asuh positif usia 3- 5 tahun : Tetap lanjutkan kebiasaan mendongeng dan membacakan buku, berdoa bersama, mengunjungi toko buku bersama, mengenalkan alat musik sederhana dan memberik kesempatan memainkan dan berikan pujian, kembangkan konsep untuk berani bergabung dalam kelompok bermain dan berbagi milik seperti kue atau permen. Mengajarkan anak untuk menggunakan kalimat yang lengkap dalam menyampaikan sesuatu. Bantu anak untuk menggunakan kalimat yang benar dan berikan pujian ketika berhasil mencapai sesuatu yang positif. Orangtua hendaknya juga belajar konsisten dalam mengajarkan kedisiplinan. Nyatakan dengan jelas dan penuh kasih sayang tentang model perilaku mana yang ingin kita kembangkan pada diri anak.Salam hangat bagi orangtua yang penuh cinta semoga bermanfaat.

Sumber: berbagai literatur perkembangan mental dan jiwa anak. Buku pedoman deteksi dini gejala dan perilaku penyimpangan pertumbuhan dan perkembangan anak,IDAI Jawa Timur.

health.kompas.com
READ MORE - Kembangkan Pola Asuh Positif, Hindari Kekerasan

Anak Cengeng perlu Dididik dengan Cara Ini

Rabu

Perasaan marah, malu atau sedih adalah bagian dari emosi yang normal pada masa kanak-kanak. Tetapi sebagai orang tua, Anda perlu mengetahui cara meredakan emosi anak yang meluap-luap agar anak tidak tumbuh menjadi orang yang kasar, manja, atau cengeng. Anak yang terlalu sensitif akan merespons rasa sedih, marah, kecewa dan malu dengan menangis.

Seperti dikutip dari sheknows, perhatikan 4 strategi mendidik anak dengan perasaan yang terlalu sensitif berikut ini:

1. Jangan menganggap tangisan anak sebagai suatu kesalahan
Beberapa anak yang lebih sensitif kadang mengekspresikan perasaannya tersebut dengan menangis. Tangisan anak bukanlah suatu kesalahan besar, sehingga Anda harus menghadapinya dengan tenang.

Ketika anak menangis, jangan memarahi anak dan memaksanya untuk diam. Hal ini biasanya terjadi saat Anda mengajak anak menghadiri suatu acara, kebanyakan orang tua merasa malu jika anaknya menangis berteriak hingga menjadi perhatian banyak orang.

Yang perlu Anda lakukan adalah mengajak anak ke tempat yang lebih aman untuk menenangkan diri, menanyakan penyebab mengapa dirinya menangis dan menghindari kata-kata kasar seperti pura-pura mengancam akan meninggalkan anak di tempat tersebut jika tidak berhenti menangis.

2. Bantu anak agar merasa aman
Perasaan anak yang terlalu sensitif juga dapat ditunjukkan dengan ketakutan yang berlebihan. Yang perlu Anda lakukan adalah memberikan ruang dan waktu pada anak agar terbiasa dengan kegiatan baru yang mungkin membuatnya cemas atau ketakutan.

Menurut para psikolog, anak yang terlalu sensitif hanya perlu merasa aman dan membutuhkan dukungan dari orang tua agar dapat lebih percaya diri, sehingga mampu mengenali kekuatannya sendiri dalam berperang melawan rasa takut.

Hindari menakut-nakuti anak terhadap suatu hal seperti ada monster yang akan muncul pada tengah malam jika anak tidak segera tidur. Mungkin tujuan Anda baik, yaitu mendisiplinkan anak agar tidur pada waktu yang sama setiap harinya, tetapi cara yang Anda gunakan salah.

3. Pelajari strategi khusus untuk mengatasi kemarahan anak
Meredakan kemarahan anak sebenarnya bukan suatu hal yang sulit, cukup memberikan apa yang diinginkan oleh anak. Tetapi hal ini hanya berlaku pada satu waktu saja dan anak akan tumbuh menjadi pribadi yang manja jika semua keinginannya terpenuhi dengan mudah.

Cobalah mempelajari strategi terapi untuk mengendalikan emosi anak, misalnya dengan permainan berhitung atau melempar bola. Cara ini dapat melatih kesabaran anak sehingga anak lebih mudah mengendalikan kemarahannya dan tidak mudah menangis.

4. Meminta bantuan psikolog anak
Jika anak sering sekali marah, merasa cemas atau depresi yang melebihi sensitivitas alaminya dan tidak dapat Anda atasi dengan ketiga cara tersebut di atas, jangan mengabaikannya. Hal ini mungkin merupakan tanda-tanda masalah serius pada kondisi psikologi anak.

Perhatikan bagaimana perilaku anak ketika berada di rumah atau ketika bermain dengan teman-teman seumurannya, jika anak terus menerus mengembangkan sikap mudah marah, Anda perlu menemui psikolog anak atau dokter yang ahli di bidang kesehatan mental.

Sumber : health.detik.com
READ MORE - Anak Cengeng perlu Dididik dengan Cara Ini

Langkah Mudah Bangun Komunikasi dengan Buah Hati

Senin

Agar anak komunikatif, komunikasi perlu dibangun sejak dini. Membiasakan anak bercerita pada orangtua menjadi salah satu cara untuk membuatnya terbuka pada Anda. Membiasakan diri membicarakan hal apa pun kepada anak akan memudahkan Anda membangun komunikasi efektif dengannya. Tak peduli apakah ia mengerti celotehan Anda atau tidak namun berbicaralah terus kepada balita Anda, dan perkenalkan kata-kata baru dan perjelas artinya dengan bahasa tubuh dan ekspresi wajah.

Meski demikian, Anda juga harus memberi ruang agar ia dapat merespons dan terbiasa dengan percakapan. Saat memulai percakapan, biasakanlah untuk melakukan kontak mata dengannya dan memberikan perhatian penuh.

Jika Anda tidak sabar, atau hanya merespons dengan “itu bagus” bahkan tanpa melihatnya, ia akan berkecil hati dan berhenti mencoba berbicara kepada Anda, seperti dipaparkan  buku Panduan Kesehatan Keluarga, karya Dr. Miriam Stoppard.
Bicarakan tentang apa pun yang Anda lakukan secara terperinci. Jika Anda sedang mengenakan pakaiannya, katakan “Sekarang kita mengancingkan bajumu…satu, dua, tiga.” Jelaskan juga benda yang Anda gunakan.

Anda tidak perlu mengoreksi jika anak membuat kesalahan, tapi jangan ikut-ikutan berbicara dengan bahasa bayinya. Jika ia membuat kesalahan tata bahasa atau pengucapan, ulangi saja perkataannya dengan bentuk yang benar.

Sumber : lifestyle.okezone.com
READ MORE - Langkah Mudah Bangun Komunikasi dengan Buah Hati

8 Cara Atasi Kecemasan Saat Ujian

Rabu

Setiap orang pasti pernah merasa cemas, terutama saat menghadapi kondisi tertentu seperti saat mengerjakan soal ujian. Perasaan gugup sebelum mengerjakan ujian adalah suatu yang normal dan dapat membantu mempertajam pikiran dan fokus perhatian Anda.

Tapi rasa cemas yang berlebihan justru akan sangat mengganggu dan membuat Anda sengsara ketika harus mengerjakan soal ujian. Kecemasan dapat menyerang siapa saja, apakah Anda siswa sekolah dasar, menengah, mahasiswa, atau karyawan yang harus melakukan tes untuk peningkatan karier dan mendapatkan sertifikasi.

Berikut adalah beberapa petunjuk untuk membantu mengurangi rasa cemas saat sedang mengerjakan ujian, berdasarkan pemamparan Daniel K. Hall-Flavin, M.D, psikiater dari Mayo Clinic :

1. Pelajari cara belajar efisien
Sekolah Anda mungkin mempunyai teknik dan cara tersendiri dalam membantu Anda memahami pelajaran yang diberikan. Anda akan merasa lebih santai jika dapat secara sistematis belajar dan berlatih materi yang akan diujikan.

2. Bentuk suatu kebiasaan
Bentuk suatu metode belajar yang menurut Anda cocok dan efektif dan lakukan hal itu setiap kali Anda akan melakukan tes. Cara ini akan mengurangi tingkat stres Anda dan membantu meyakinkan bahwa Anda telah mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik.

3. Pelajari teknik relaksasi
Ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan tepat sebelum dan selama menjalani tes untuk membantu Anda tetap tenang dan percaya diri. Lakukanlah beberapa teknik relaksasi seperti menarik napas panjang, relaksasi otot, atau menutup mata Anda dan membayangkan hasil yang positif.

4. Jangan lupa makan dan minum
Sama seperti otot-otot dalam tubuh, otak juga membutuhkan bahan bakar agar terus dapat berfungsi. Makanlah dengan cukup sehingga Anda tidak merasa kelaparan saat mengikuti ujian. Hindari minuman mengandung gula terlalu tinggi seperti soda pop, yang dapat menyebabkan gula darah naik turun. Hindari pula minuman berkafein seperti kopi karena dapat meningkatkan kecemasan.

5. Olahraga
Latihan aerobik yang teratur, dan berolahraga menjelang ujian, dapat membantu melepas ketegangan.

6. Cukup tidur
Tidur secara langsung berkaitan dengan prestasi akademis. Anak usia belasan tahun dan usia remaja khususnya sangat penting untuk mendapatkan waktu tidur yang cukup dan teratur.

7. Komunikasi dengan guru
Pastikan Anda memahami apa-apa saja yang akan diujikan dan mengetahui dengan persis bagaimana harus mempersiapkannya. Biarkan guru tahu kalau Anda sedang cemas. Karena dengan begitu, mungkin dia akan memberi saran atau membantu Anda melepas ketegangan.

8. Konselor profesional
Terapi wicara (psikoterapi) dengan seorang psikolog atau tenaga kesehatan mental lainnya kadang memang dibutuhkan, untuk membantu masalah gangguan perasaaan, pikiran dan perilaku Anda yang mungkin dapat memperburuk kecemasan.

Sumber : health.kompas.com
READ MORE - 8 Cara Atasi Kecemasan Saat Ujian

Orangtua, Kunci Solusi Kejahatan "Online" pada Anak

Jumat

Sebagai salah satu negara pengguna jejaring sosial terbesar di Asia Tenggara, Indonesia semakin sukar untuk lepas dari ketergantungan berkehidupan sosial melalui dunia maya. Fenomena internet ini pun mengancam keselamatan masyarakat, terutama anak-anak di bawah umur yang masih rentan.

Fenomena ini berpengaruh pada maraknya tindak kejahatan seksual secara online. Menanggapi fenomena ini, psikolog anak, Andri, melihat perlunya pembenahan dan penyesuaian masyarakat terhadap dampak media online. Menurut Andri, orangtualah yang berperan utama dalam mengantisipasi masalah sosial ini.

"Di China, akses internet itu dibatasi, kita enggak boleh akses Facebook karena khawatir ada penjualan manusia. Tapi warga kita sudah tidak bisa dibendung lagi, orangtua juga kadang pasrah atau sebagiannya sengaja memberi kebebasan anaknya untuk memiliki akun di Facebook, padahal orangtua tahu pada batasan umur berapa anak boleh memiliki akun tersebut," ujar pengajar di Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran UKRIDA, Jakarta, Rabu (31/10/2012).

Orangtua, lanjutnya, seringkali menjadi faktor utama penyebab perilaku anak di dunia maya tidak terbendung. Bukan hanya karena gagap teknologi sehingga membiarkan anak mengakses situs jejaring sosial sedemikian mudah dan sering, tetapi juga karena gengsi. Banyak orangtua yang gengsi jika anaknya yang belum cukup umur tidak mengakses dunia pertemanan yang sangat luas itu.

"Kesalahan orangtua adalah memberi kebebasan tapi tidak ikut di dalamnya. Anak-anak jadi gaul boleh saja, tapi kita sebagai orangtua harus cerdas menuntun dan masuk dalam dunia mereka," tambah Andri lagi.

Menjadi bagian dalam akun Facebook anak sangat dianjurkan oleh Andri. Pasalnya, kontrol seperti itu justru akan memudahkan orangtua untuk ikut memantau pertemanan anaknya.

"Untuk anak di bawah umur, harus ada kesepahaman antara anak dan orangtua, bahwa akun yang dibuka itu harusnya dibagi. Posisi ini, membuat orangtua bukan hanya ikut jadi teman atau follower anak, tetapi memang akunnya dimiliki bersama agar terpantau. Lagi pula, aturan mainnya memang anak di bawah umur belum boleh mengakses media tersebut," jelasnya.

Mengamati akses internet anak juga sebaiknya orangtua menempatkan posisi yang dekat dengan anak. Ketersediaan komputer berinternet misalnya tidak lagi berada di kamar anak, tapi di ruang keluarga atau ruang komputer bersama.

"Akan lebih bijak lagi kalau ada disiplin waktu atau pembatasan jam mengakses facebook. Misal, waktu penggunaan Facebook per hari hanya1-2 jam saja, itu pun sudah banyak," katanya lagi.

Mengalihkan anak dan diri sendiri terhadap Facebook juga dapat dilakukan dengan cara lainnya, yaitu rutin berekreasi bersama keluarga.

"Rekreasi itu sudah harus sering dilakukan keluarga di rumah, mereka bisa dialihkan dengan kasih sayang keluarga dari kegiatan tersebut, disana ada mengobrol, berbagi dan interaksi yang banyak," ucapnya.

Andri menilai, perhatian dan pengertian orangtua dapat mencegah aksi kejahatan yang banyak terjadi di dunia online. Untuk itu, ia menyarankan kepada orangtua agar menjadi teman yang tidak menjenuhkan, bisa beradaptasi dengan anak, dan menjadi teman yang nyata.

"Anak-anak itu masih labil, mudah terpengaruh. Karena pada dasarnya manusia punya sifat ingin bersosial dan berteman. Ketergantungan terhadap Facebook itu sangat bisa mengobati anak-anak kita yang galau dan butuh teman dengan cepat, posisi ini yang seharusnya diambil orangtua. ketika bala bantuan yang datang adalah dari facebook. Maka akan bahaya," katanya

Sumber : kompas.com
Diposting kembali Supermap Mindmap Learning Center
www.supermap.asia
READ MORE - Orangtua, Kunci Solusi Kejahatan "Online" pada Anak

Mind Map selangkah Jadi JUARA!

Mind Map selangkah Jadi JUARA!
Mind Map, Memory, Speed Reading, Teknik Ujian, English Five Fingers
 
 
 

iMindMap

iMindMap Free

Sponsor

http://belanjabareng.com/ MAU BELANJA TONER MURAH DAN BERMUTU? DISIINI TEMPATNYA! BERGARANSI///