Harga Ilmuwan Indonesia

Selasa

Sebanyak 183 dosen tetap Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Mataram, Nusa Tenggara Barat, mengancam mogok mengajar, akhir Oktober 2011. Ancaman itu dilontarkan karena pihak yayasan tidak juga merealisasikan pembayaran gaji tetap. Perlu diketahui, jumlah gaji tetap tersebut sama dengan upah minimum Provinsi NTB, yakni Rp 950.000.

Pada saat yang sama, dari Jakarta dikeluhkan, gaji ilmuwan hanya sepertujuh dari Malaysia atau seperseratus dari Jepang. Menanggapi kecilnya gaji ilmuwan, pemerintah menyatakan bahwa jumlah itu seharusnya diterima. Sebab, memang tidak ada rencana kenaikan.

Dua kasus di atas memberikan gambaran tentang rendahnya penghasilan seorang ilmuwan. Jika menilik Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, untuk menjadi dosen, seseorang haruslah menamatkan strata dua, memiliki sertifikat sebagai pendidik, dan berada di bawah naungan institusi pendidikan.

Untuk memenuhi kualifikasi tersebut, seseorang harus menempuh pendidikan yang tidak singkat dan seleksi formal yang sangat ketat. Dengan kata lain, tidaklah mudah.

Akan tetapi, jika direfleksikan dalam sistem sosial, penghasilan itu menempatkan ilmuwan dalam satu kelompok dengan para buruh pabrik atau pekerja informal. Apa yang sesungguhnya terjadi di tengah-tengah masyarakat kita? Seberapa jauh sistem perundangan mampu mengakomodasi kepentingan para agen ilmu pengetahuan?

Pendapatan
Di negeri ini, berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah dosen di PTN dan PTS sekitar 130.000 orang. Jumlah itu terdiri atas 70.000 dosen PNS, 50.000 dosen PTS, dan 10.000 dosen yang tak tercatat. Pendapatan mereka bervariasi berdasarkan institusi, jabatan fungsional, pengalaman kerja, dan pendidikan.

Jika pendapatan dosen PTN mulai dari Rp 1,5 juta hingga Rp 13 juta, dosen PTS jaraknya lebih sempit, yakni Rp 500.000 hingga Rp 3 juta.

Sementara itu, dosen yang berlindung di bawah institusi pendidikan partikelir telah hidup di antara jumlah satuan kredit semester (SKS) dan kebaikan yayasan. Berdasarkan UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen, tepatnya pada Pasal 72 Ayat 2 dinyatakan, dosen wajib mengajar 12 hingga 16 SKS. Apabila satu SKS dihargai Rp 50.000, si dosen hanya akan mendapatkan penghasilan Rp 600.000 hingga Rp 800.000 per bulan.

Apabila dibandingkan dengan para profesional di bidang lain, tentu angka tersebut terlihat "njomplang". Hal itu karena produk yang dihasilkan para dosen tidak bisa dikalkulasi secara kuantitatif. Contohnya, prestasi para profesional di bidang perbankan, manufaktur, penjualan, dan jasa dapat dilihat dari neraca rugi laba, keluar-masuk barang, dan kurva penjualan.

Sementara itu, seorang dosen hanya menghasilkan produk rencana proses pembelajaran (RPP), bahan ajar, modul, buku, dan makalah. Produk itu tidak memiliki korelasi dengan kenaikan jumlah mahasiswa atau berujung pada kenaikan pendapatan pengelola perguruan tinggi. Paling banter, dalam banyak kasus, gelar seorang dosen dijadikan untuk ”menakut-nakuti” para calon pengguna. Setelah itu, dosen hanya mewah di dalam kampus, tetapi merana di luar.

Faktor penghambat
Berdasarkan fakta di atas, ada dua faktor penghambat sehingga ilmuwan di Indonesia tidak berkembang. Pertama, mekanisme perundang-undangan yang ada tidak melindungi kepentingan dosen. Baik UU No 14/2005 tentang Guru dan Dosen maupun UU No 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tidak menentukan standar kehidupan yang layak bagi seorang dosen. Apalagi, UU tersebut sekaligus menegaskan bahwa dosen tidaklah berlindung di bawah UU Ketenagakerjaan.

Diasumsikan, dosen bukanlah pekerjaan yang sudah pasti menuai penghasilan yang memadai. Pada kenyataannya, menjadi dosen hanyalah persoalan ”bagaimana saya menjalani hidup” dan bukan ”bagaimana saya mencari uang”. Ketika dunia digerakkan dengan mesin, dan segala-galanya diukur dengan uang, semangat ”menjalani hidup” itu hanya akan menjadi idealisme konyol di tengah gurita materialisme dan hedonisme.

Kedua, sistem sosial tidak memberikan ruang bagi kesejahteraan dosen. Pada era 1980-an, konsep pragmatisme perguruan tinggi dilaksanakan melalui rumusan link and match. Ini hanya akan menjadikan dosen sebagai pelatih yang mempersiapkan anak didik sebagai pekerja tanpa memiliki dimensi kreatif.

Pada era 2000-an, konsep pragmatisme itu diperbarui melalui pencanangan universitas riset. Dibayangkan bahwa dosen akan menghasilkan inovasi produk, tetapi pada kenyataannya inovasi itu telah diambil alih oleh lembaga-lembaga swasta yang memiliki dana lebih besar dan respons lebih cepat.
Pada era perdagangan bebas, ketika perguruan tinggi asing dapat dengan mudah masuk di Indonesia, perguruan tinggi telah bergerak lebih praktis dengan cara mendudukkan dosen sebagai pekerja. Sistem operasi perguruan tinggi telah menyamakan diri dengan sistem waralaba produk rumah tangga.

Sistem lemah
Gambaran di atas menunjukkan lemahnya sistem perundangan dan sistem sosial kita dalam melindungi kepentingan kaum ilmuwan. Dengan kata lain, kita tidak sekadar butuh ilmuwan yang mampu menghasilkan produk yang bisa dijual, tetapi juga sistem sosial yang dapat diandalkan untuk kehidupan para ilmuwan.

Pada kenyataannya, ilmuwan masa kini adalah orang pintar yang tidak dibutuhkan masyarakat. Pepatah Jawa, kebo bule mati setra, kerbau putih mati di lapangan. Kerbau putih adalah hewan yang sangat khusus karena hanya dimiliki oleh kaum bangsawan, tetapi harus mati karena tidak ada yang merawat. Ilmuwan telah menjadi komunitas asing yang kehilangan para penyokongnya.

SAIFUR ROHMAN Pengajar Filsafat; Menetap di Semarang

Sumber : kompas.com
Diposting kembali Supermap Mindmap Learning Center
www.supermap.asia
READ MORE - Harga Ilmuwan Indonesia

MIND MAPPING Peta Pikiran untuk Belajar

Kamis

Siswa dari segala umur telah menemukan keuntungan penerapan Mind Maps untuk studi mereka. Apakah mencatat dari guru, buku, komputer atau video, atau catatan-untuk membuat esai, laporan, atau situs web, fleksibel, koleksi sederhana dari data kunci memfasilitasi proses pembelajaran, berpikir, pengembangan, menciptakan dan mengingat. Lebih jauh, semua bidang mata pelajaran dan buku pelajaran dapat dipetakan dengan MIND MAP.

Peta Pikiran juga dijuluki peta yang brilian untuk memori, yang memungkinkan untuk mengatur fakta-fakta dan pikiran sedemikian rupa sehingga cara alami otak kita bekerja bergerak sejak awal dengan harmonis.
Traditional note-taking methods: mencatat metode Tradisional (Linier):
  • mengaburkan kata-kata kunci dan informasi
  • tidak mudah diingat
  • buang waktu dengan kuantitas kata-kata yang menghubungkan
  • tidak menggunakan semua keterampilan kortikal, dan jadi tidak kreatif untuk merangsang otak

Mind Maps on the other hand: mencatat dengan menggunakan Mind Maps:
  • membantu dengan kemampuan otak untuk berkonsentrasi
  • memungkinkan esensi materi menjadi jelas
  • secara visual relatif lebih jelas urutan dan informasinya
  • membuat sambungan antara ide-ide mudah untuk dilihat
  • meningkatkan keyakinan kita dalam kemampuan kita untuk belajar

Peta Pikiran dan mencintai "belajar" keterampilan belajar (study skill) dan keterampilan hidup (Life Skill)

From mindmapping.com


Untuk informasi Training dan Seminar di Indonesia hubungi :

Supermap Mind Map Learning Center, 021 5388563
READ MORE - MIND MAPPING Peta Pikiran untuk Belajar

Training MIND MAPPING, 24 Desember 2011

Rabu

Ingin mengenal dan mengetahui lebih jauh tentang apa itu Mind Mapping beserta aplikasi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari?

Ikuti TRAINING MIND MAPPING yang secara langsung akan dipandu oleh Master Trainer Susanto Edy, BLI (Buzan Licensed Instructor)
Sabtu, 24 Desember 2011. Pukul 09.00 - 15.00, bertempat di Supermap Learning Center - BSD

Investasi : Rp 350.000 (termasuk training kit, lunch dan sertifikat)

Diskon khusus :
Guru dan Mahasiswa cukup membayar Rp 250.000
Pelajar cukup membayar Rp 200.000
Daftar langsung berdua cukup membayar Rp 500.000

Segera daftarkan diri Anda dan dapatkan diskon khusus apabila Anda turut serta mengajak kerabat Anda untuk mengikuti training ini

Untuk pendaftaran online, silahkan klik disini

Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi :
Supermap Learning Center
Ruko Golden Road C30/9, ITC BSD, Tangerang Selatan
Tlp : 021-5388563
Email : mindmapcenter@ymail.com
READ MORE - Training MIND MAPPING, 24 Desember 2011

Jangan Pelit Berbagi Ilmu dengan Anak Baru

Senin

Sebagai sorang karyawan baru, pastinya kita ingin belajar banyak hal mengenai pekerjaan yang kita akan geluti dari para senior di kantor. Berbagai pengalaman dan ilmu dari mereka tentunya akan sangat berguna bagi kita dalam menekuni dan menjalani pekerjaan. Namun, bila dibalik, untuk para senior, apa sih keuntungan membagi ilmu dengan karyawan baru?

Selain bisa membuat kita menjadi sosok yang memiliki nilai lebih di kantor, menjadi mentor bagi orang lain punya beberapa manfaat lho. Di antaranya:
a. Lebih memahami pekerjaan.
Ya, menjadi bukan berarti menjadi senior kita akan tahu segalanya. Akan ada beberapa ilmu yang bisa kita dapatkan dari junior sehingga kita akan lebih memahami pekerjaan.

b. Lebih memahami pandangan orang.
Dengan berbagi ilmu dengan junior, niscaya kita bisa melihat persepsi orang lain persepsi untuk diri kita.

c. Memperluas jaringan.
Dengan membantu orang lain, secara tidak langsung kita juga bisa membangun jaringan yang dapat diandalkan ketika butuh bantuan.

d. Bantuan untuk memecahkan masalah.
Pada gilirannya nanti, junior kita dapat membantu dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi.

e. Kepuasan pribadi.
Setelah melihat orang yang kita bina mampu mencapai keberhasilan, akan muncul perasaan luas dalam diri karena telah membantu orang lain untuk berhasil.

Membina orang lain di kantor, apalagi bila diberi amanat oleh atasan, merupakan kesempatan emas. Manfaatnya bukan hanya untuk si anak baru, tapi juga untuk Anda sendiri. Di sisi lain, tidak ada perasaan yang lebih baik di dunia ini daripada bisa membantu orang lain mencapai impian mereka. Ada pula karma yang menyebutkan bahwa semakin banyak yang Anda berikan kepada orang lain, semakin banyak imbalan yang akan datang kembali kepada Anda.

Sumber : mediaindonesia.com
Diposting kembali Supermap Mindmap Learning center
www.supermap.asia
READ MORE - Jangan Pelit Berbagi Ilmu dengan Anak Baru

Api Obor ASEAN Para Games Diambil dari Mrapen

Rabu

Api obor ASEAN Para Games 2011 di Solo yang bakal berlangsung 14-22 Desember 2011, diambil di sumber api abadi Mrapen, Kecamatan Gubuk, Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Pengambilan api itu dilaksanakan Rabu (14/12/2011) pagi.

Pengambilan api dihadiri Ketua Inaspoc 2011 sekaligus Deputi III Bidang Pemberdayaan Kementerian Pemuda dan Olahraga, James Tangkudung. Dia didampingi Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, dan Ketua KONI Pusat Rita Subowo.

Api abadi diarak sejauh satu kilometer. Api lalu dibawa dengan mobil bak terbuka menuju Surakarta melewati Grobogan, Demak, Semarang, Salatiga, Boyolali, Sukoharjo, dan Karanganyar.

ASEAN Para Games 2011 yang merupakan olahraga yang digelar setiap dua tahun sekali, diikuti atlet dari negara Thailand, Brunei Darussalam, Indonesia, Laos, Malaysia, Filipina, Myanmar, Timor Leste, dan Vietnam.

Ada 11 cabang olahraga yang dipertandingkan, yaitu panahan, atletik, angkat besi, renang, tenis meja, tenis kursi roda, badminton kursi roda, catur, lempar cakram, voli, dan bowling.

Untuk mengetahui jadwal dan update terbaru, silahkan kunjungi http://paragames-2011.com/

Sumber : kompas.com
Diposting kembali Supermap Mindmap Learning Center
www.supermap.asia
READ MORE - Api Obor ASEAN Para Games Diambil dari Mrapen

Kebiasaan Nonton TV Berbahaya Bagi Jantung

Senin

Bersantai dan berlama-lama di depan TV dan komputer membuat orang menjadi kurang aktif, pada gilirannya memunculkan masalah kesehatan jantung. Jika keduanya dibanding-bandingkan, maka menonton TV dianggap lebih berbahaya ketimbang komputer.

Dalam sebuah penelitian yang dilakukan pada School of Kinesiology and Health Studies, para ilmuwan mengungkapkan bahwa energi yang dibutuhkan sangat rendah ketika kita menonton TV. Meski kedua aktivitas itu dilakukan sambil duduk. Energi yang dibutuhkan ketika menonton TV lebih kecil ketimbang kita menggunakan komputer.

Kebiasaan menonton TV cenderung menjadi tidak sehat ketimbang ketika kita bermain bersama dengan komputer. Jika berada di depan sebuah komputer, kedua tangan kita sibuk dengan mouse dan keyboard, Jika berada di depan TV, orang hanya butuh satu tangan untuk memegang remote control, sementara tangan lainnya beba saja.

Nah, tangan yang bebas itu terkadang dapat menjadi penyebab dari  kebiasaan yang tidak sehat, seperti makan, mengemil makanan manis atau asin. Makanan yang mengandung gula dapat menyebabkan peningkatan kalori yang dapat memicu diabetes, sementara makanan asin dapat menyebabkan tingginya tekanan darah.

"Pesan yang bisa diambil dari penelitian ini, yakni membatasi waktu yang dihabiskan anak-anak di depan TV," kata Valerie Carson, salah satu dari ilmuwan yang melakukan penelitian itu, seperti dikutip dari Medicalnewstoday.

Perilaku malas atau perilaku berpindah-pindah saat menonton TV dan bermain komputer sepanjang hari dapat mengancam kesehatan jantung. Kurangnya aktivitas fisik dapat memicu obesitas, dan memicu terjadinya komplikasi di jantung dan terganggunya sistem metabolisme tubuh.

Penyakit yang terkait dengan jantung dan pembuluh darah kini menjadi salah satu yang penyebab kematian terbesar di seluruh dunia. Jumlah kasusnya terus bertambah, terutama di negara-negara berkembang yang mengalami perubahan dramatis dalam gaya hidup dan kebiasaan makan.

Sumber : antaranews.com
Diposting kembali Supermap Mindmap Learning Center
www.supermap.asia
READ MORE - Kebiasaan Nonton TV Berbahaya Bagi Jantung

Jumlah Orang Pikun Indonesia Meningkat

Rabu

Umur boleh senja, tapi vitalitas Ati Sikado, 66 tahun, tetap terjaga. Fisik nenek 12 cucu ini bugar, wajahnya segar, dan memorinya juga lancar. Tidak ada penyakit berat yang dia idap. "Paling cuma sakit ringan seperti flu atau semacamnya," katanya Ati.

Sebagai orang lanjut usia (lansia), warga Kalimalang,lJakarta ini sadar betul akan kemungkinan berbagai penyakit tua yang bisa menghampirinya, termasuk demensia (pikun). Tapi semua itu dihadapi dengan menjaga kebugaran fisik dan mentalnya. Secara rutin Ati melatih fisiknya dengan bermain tenis tiga kali dalam sepekan dan jalan pagi sepanjang 2,1 kilometer . Dia selalu berpikir positif, serta bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. "Saya aktif di paduan suara lansia dan pengajian,"ujarnya.

Aktivitas seperti Ati, menurut dokter spesialis penyakit jiwa Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta, Syailendra Sadjarwo, bermanfaat besar. "Itu upaya bagian dari senam otak agar mampu melawan demensia yang biasanya menyerang orang lansia,"katanya.

Senam otak bisa dilakukan dengan berbagai macam olahraga teratur dan terukur untuk lansia. Tujuannya oksigenisasi atau memasok oksigen ke otak. Dengan berolahraga, aliran darah menjadi lancar, sehingga aliran oksigen ke otak juga lancar. "Aktivitas fisik dan mental sangat mempengaruhi konsumsi oksigen ke otak," kata Syailendra dalam seminar tentang demensia dan senam otak di gedung Grand Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Oksigenisasi yang baik pada gilirannya akan membuat organ-organ tubuh lainnya tetap sehat dan terhindar dari kemungkinan berbagai macam penyakit, termasuk demensia.

Pikun, menurut dokter Syailendra, akan terjadi jika seorang yang memasuki masa usia lanjut dan tidak melakukan pencegahan. Menyerah pada usia membuat potensi terkena demensia mencapai 78 persen. Di Indonesia, prevalensi demensia pada lanjut usia yang berumur 65 tahun adalah 5 persen dari populasi lansia. Prevalensi ini meningkat menjadi 20 persen pada lansia berumur 85 tahun ke atas. Dengan kategori lanjut usia penduduk berumur 65 tahun ke atas, angka lansia di Indonesia pada 2000 sebanyak 11,28 juta. Jumlah ini diperkirakan melonjak menjadi 29 juta jiwa pada 2010 atau 10 persen dari populasi penduduk.

Sejumlah ciri khas demensia, adalah terjadinya kemunduran pada fungsi kognitif dan sensorimotor, a gangguan komunikasi, orientasi ruang dan waktu, serta timbulnya rasa tidak aman, bahkan di rumahnya sendiri. Di rumah, misalnya, pengidap demensia tidak mau ditinggal sendirian, sehingga anaknya tidak boleh pergi tanpa peduli mereka harus bekerja. Kekhawatiran berlebihan pun kerap muncul, serta terjadinya perubahan kepribadian. Ciri khas demensia yang lain adalah bersifat progresif dan agresif, seperti  ; galak, kasar, dan menyerang.

Mereka juga sering keluyuran keluar rumah tanpa tahu tujuannya, gelisah, mondar-mandir, senang menimbun barang, impulsif, kurangnya sopan santun, serta sering mengulang-ulang pertanyaan. "Bahkan ada pengidap demensia yang sering mengulang-ulang perbuatannya, misalnya bersalaman berulang-ulang. Ini terjadi karena setelah salaman mereka tidak bisa merekam dalam memorinya,"ujar dokter Syailendra.

Dokter Syailendra menyarankan bagi seorang yang memasuki masa usia lanjut mau memelihara diri sendiri. jangan  malas melakukan aktivitas fisik atau senam otak secara teratur dan terukur. Tetaplah Kemudian tetap bersosialisasi, memastikan asupan gizi sesuai dengan usia, berpikiran positif, dan menjaga emosi yang baik. "Demensia muncul, kalau seorang lansia tidak peduli lagi pada dirinya sendiri.  Ubahlah mindset bahwa kita ingin hidup seribu tahun lagi dengan sehat," ujarnya.

Sumber : tempo.co
Diposting kembali Supermap Mindmap Learning Center
www.supermap.asia
READ MORE - Jumlah Orang Pikun Indonesia Meningkat

Mengajarkan Anak Meminta Maaf

Senin

Anak Anda bertengkar dengan adik, sepupu, atau temannya, namun menolak mengakui kesalahannya? Atau, dia enggan meminta maaf? Hal ini memang biasa terjadi, namun Anda tak boleh membiarkannya. Anak perlu diajari untuk bersedia mengakui kesalahan dan meminta maaf.

Agar anak mau melakukannya, berikut 6 langkah yang dapat kita terapkan pada anak.
1. Beri kesempatan pada anak untuk mengungkapkan masalahnya.
Galilah dari diri anak apa yang membuatnya tidak mau atau menolak meminta maaf. Baik orangtua maupun guru harus bersikap netral, tidak berpihak kepada pelaku maupun korban. Jika berpihak, dikhawatirkan pemulihan hubungan keduanya akan semakin sulit.

2. Tidak memaksa anak meminta maaf.
Sering kita jumpai orangtua yang memaksa anaknya untuk minta maaf, seperti, "Ayo, kamu minta maaf sekarang sama adik!" Sebetulnya, cara seperti ini tidak benar dan dapat menekan anak. Semakin dipaksa untuk meminta maaf, semakin sulit bagi anak untuk melakukannya. Karena paksaan merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan, maka hal itu tak akan diulangi lagi. Atau, kalaupun mau, anak akan meminta maaf dengan terpaksa, tidak tulus.

3. Tumbuhkan empati pada anak.
Cara terbaik dengan menumbuhkan empatinya. "Kamu sudah memukul adik seperti itu. Coba kamu pikirkan kalau kamu yang diperlakukan seperti itu, bagaimana rasanya?" Mungkin anak tidak akan langsung menjawab atau berkomentar saat itu juga dengan mengatakan, "Tidak enak," misalnya. Tetapi setidaknya anak tahu perbuatannya telah membuat orang lain menderita, terganggu, atau tersakiti. Anak harus bisa memahami, perbuatannya itu tidak baik. Dia juga harus merasakan apa yang orang lain rasakan. Anak harus melihat dampak yang dia lakukan pada anak lain, bagaimana perasaan orang tersebut, dan sebagainya.

4. Berikan dorongan.
Contoh, "Ibu akan senang kalau kamu mendengarkan keluhan orang lain, dan kamu mau mengubah perilakumu. Ibu berharap kamu juga bisa meminta maaf atas perbuatan yang sudah kamu lakukan pada temanmu." Harapan semacam ini tidak memberi kesan memaksa dan sok berkuasa, melainkan mengajari anak untuk bersikap terbuka dan membuatnya berpikir. Apalagi di usia ini anak sudah bisa diajak berpikir mengenai konsekuensi.

5. Kenalkan aneka cara meminta maaf.
Ada berbagai cara meminta maaf, baik secara langsung maupun tidak. Ada yang lewat salaman tangan, rangkulan, sentuhan, dan cara lainnya, atau yang terbaru dengan SMS, e-mail, chat, komentar maaf di jejaring sosial, seperti facebook dan lain-lain. Anak tahu mana yang paling tepat dan cocok. Biasanya dengan dibebaskan mengemukakan pendapatnya, anak akan menemukan banyak ide. Kecuali jika anak memang tak tahu caranya, maka orangtua mempunyai kesempatan memberi masukan.

6. Beri toleransi waktu.
Hindari menyuruh anak meminta maaf di saat itu juga. Orangtua memang harus menunggu hingga anak mau melakukannya dengan tulus tanpa terpaksa. Selanjutnya jika anak sudah siap, orangtua bisa menjadi perantara, membantu anak untuk meminta maaf dan mendamaikan kedua anak yang berseteru.

Sumber : kompas.com
Diposting kembali Supermap Mindmap Learning Center
www.supermap.asia
READ MORE - Mengajarkan Anak Meminta Maaf

Training MIND MAPPING, 24 Desember 2011

Kamis

Ingin mengenal dan mengetahui lebih jauh tentang apa itu Mind Mapping beserta aplikasi dan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari?

Ikuti TRAINING MIND MAPPING yang secara langsung akan dipandu oleh Master Trainer Susanto Edy, BLI (Buzan Licensed Instructor)
Sabtu, 24 Desember 2011. Pukul 09.00 - 15.00, bertempat di Supermap Learning Center - BSD

Investasi : Rp 350.000 (termasuk training kit, lunch dan sertifikat)

Diskon khusus :
Guru dan Mahasiswa cukup membayar Rp 250.000
Pelajar cukup membayar Rp 200.000
Daftar langsung berdua cukup membayar Rp 500.000

Segera daftarkan diri Anda dan dapatkan diskon khusus apabila Anda turut serta mengajak kerabat Anda untuk mengikuti training ini

Untuk pendaftaran online, silahkan klik disini

Informasi lebih lanjut, silahkan hubungi :
Supermap Learning Center
Ruko Golden Road C30/9, ITC BSD, Tangerang Selatan
Tlp : 021-5388563
Email : mindmapcenter@ymail.com
READ MORE - Training MIND MAPPING, 24 Desember 2011

Mind Map selangkah Jadi JUARA!

Mind Map selangkah Jadi JUARA!
Mind Map, Memory, Speed Reading, Teknik Ujian, English Five Fingers
 
 
 

iMindMap

iMindMap Free

Sponsor

http://belanjabareng.com/ MAU BELANJA TONER MURAH DAN BERMUTU? DISIINI TEMPATNYA! BERGARANSI///