Anak autis memiliki kepekaan yang
berlebih pada inderanya. Suara-suara bising, cahaya terang atau
terkadang hanya sentuhan biasa saja bisa membuat anak autis takut atau
justru marah.
Tak heran jika banyak ditemui kasus anak autis mudah rewel dan terlihat hiperaktif, itu karena mereka mudah terganggu oleh hal-hal yang menurut mereka tidak nyaman.
Tak heran jika banyak ditemui kasus anak autis mudah rewel dan terlihat hiperaktif, itu karena mereka mudah terganggu oleh hal-hal yang menurut mereka tidak nyaman.
Ketika menjelang remaja, kepekaan ini
juga semakin meningkat. Perubahan hormon yang dialami juga bisa
menimbulkan gangguan jika tidak ditangani dengan baik.
"Pada penderita spektrum autis yang disebut sindrom Asperger, perubahan hormonnya 5 kali lebih cepat dibanding remaja non autis. Dorongan seksnya juga lebih besar, namun mereka tahu hal itu tidak boleh sembarang dilakukan. Akhirnya mereka menjadi sakit perut, sering pusing dan meningkat kecemasannya," kata dr Adriana S. Giananjar, M.S., psikolog sekaligus pendiri sekolah khusus anak autis 'Mandiga' dan dosen psikologi di Universitas Indonesia dalam acara Cares for Autism yang diselenggarakan London School of Public Relation di Taman Menteng, Jakarta, Sabtu (14/4/2012).
Orangtua tentu sangat sayang kepada anaknya dan mau melakukan apapun agar anaknya dapat tumbuh dengan baik. Namun terkadang orangtua salah memahami dan menangani anak autis.
Berikut adalah kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan orangtua anak autis dalam menangani anaknya:
1. Selalu mengikuti kemauan anak agar tidak marah
Hal ini akan membuat anak menjadi semakin menuntut sebab keinginan anak akan semakin meningkat. Sebaiknya jelaskan kepada anak mengapa tidak terkadang keinginannya tidak boleh dipenuhi.
2. Sering tidak menepati janji tanpa penjelasan sebelumnya
Anak autis sangat tergantung pada rutinitas yang terstruktur. Jadi orangtua harus menjelaskan mengapa tidak bisa menepati janji.
Jika sering melanggar janji tanpa alasan yang jelas sebelumnya, anak autis bisa menjadi tantrum atau rewel dan tak lagi percaya orangtanya.
3. Tidak membolehkan sama sekali tingkah laku stimulasi anak
Anak autis memiliki kepekaan indera, baik penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan dan pembauan. Tapi bukan berarti anak autis harus dihindarkan dari hal-hal yang mengganggu.
Terkadang anak perlu diajak ke tempat-tempat yang ramai seperti mall atau pusat perbelanjaan untuk meningkatkan kemampuan berinteraksinya.
4. Menanyai anak autis dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan
Seringkali anak autis merasa kesal dengan tiba-tiba. Apabila hal ini terjadi, jangan ganggu anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang justru membuatnya marah. Biarkan saja sampai moodnya membaik lagi baru kemudian diajak berkomunikasi.
Sedangkan untuk membantu perkembangan anak autis, dr Adriana juga memberikan tips-tips sebagai berikut:
1. Sediakan kamar tidur khusus, jangan dibiasakan tidur bersama orangtua
2. Latih kemandiriannya dengan melakukan kebutuhan sehari-hari tanpa dibantu
3. Mengubah penampilan sesuai perkembangan usianya, asal dalam batas anak masih merasa nyaman
4. Hargai keinginan anak, sebab mungkin dari situ bisa diketahui minat dan bakat anak
5. Bantu anak untuk berteman, namun beri waktu untuk dirinya sendiri
6. Jelaskan tentang pendidikan seks apabila sudah mencapai usia puber.
"Pada penderita spektrum autis yang disebut sindrom Asperger, perubahan hormonnya 5 kali lebih cepat dibanding remaja non autis. Dorongan seksnya juga lebih besar, namun mereka tahu hal itu tidak boleh sembarang dilakukan. Akhirnya mereka menjadi sakit perut, sering pusing dan meningkat kecemasannya," kata dr Adriana S. Giananjar, M.S., psikolog sekaligus pendiri sekolah khusus anak autis 'Mandiga' dan dosen psikologi di Universitas Indonesia dalam acara Cares for Autism yang diselenggarakan London School of Public Relation di Taman Menteng, Jakarta, Sabtu (14/4/2012).
Orangtua tentu sangat sayang kepada anaknya dan mau melakukan apapun agar anaknya dapat tumbuh dengan baik. Namun terkadang orangtua salah memahami dan menangani anak autis.
Berikut adalah kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan orangtua anak autis dalam menangani anaknya:
1. Selalu mengikuti kemauan anak agar tidak marah
Hal ini akan membuat anak menjadi semakin menuntut sebab keinginan anak akan semakin meningkat. Sebaiknya jelaskan kepada anak mengapa tidak terkadang keinginannya tidak boleh dipenuhi.
2. Sering tidak menepati janji tanpa penjelasan sebelumnya
Anak autis sangat tergantung pada rutinitas yang terstruktur. Jadi orangtua harus menjelaskan mengapa tidak bisa menepati janji.
Jika sering melanggar janji tanpa alasan yang jelas sebelumnya, anak autis bisa menjadi tantrum atau rewel dan tak lagi percaya orangtanya.
3. Tidak membolehkan sama sekali tingkah laku stimulasi anak
Anak autis memiliki kepekaan indera, baik penglihatan, pendengaran, pengecapan, perabaan dan pembauan. Tapi bukan berarti anak autis harus dihindarkan dari hal-hal yang mengganggu.
Terkadang anak perlu diajak ke tempat-tempat yang ramai seperti mall atau pusat perbelanjaan untuk meningkatkan kemampuan berinteraksinya.
4. Menanyai anak autis dengan berbagai pertanyaan-pertanyaan
Seringkali anak autis merasa kesal dengan tiba-tiba. Apabila hal ini terjadi, jangan ganggu anak dengan pertanyaan-pertanyaan yang justru membuatnya marah. Biarkan saja sampai moodnya membaik lagi baru kemudian diajak berkomunikasi.
Sedangkan untuk membantu perkembangan anak autis, dr Adriana juga memberikan tips-tips sebagai berikut:
1. Sediakan kamar tidur khusus, jangan dibiasakan tidur bersama orangtua
2. Latih kemandiriannya dengan melakukan kebutuhan sehari-hari tanpa dibantu
3. Mengubah penampilan sesuai perkembangan usianya, asal dalam batas anak masih merasa nyaman
4. Hargai keinginan anak, sebab mungkin dari situ bisa diketahui minat dan bakat anak
5. Bantu anak untuk berteman, namun beri waktu untuk dirinya sendiri
6. Jelaskan tentang pendidikan seks apabila sudah mencapai usia puber.
Sumber : health.detik.com
Dispoting kembali Supermap Mindmap Learning Center
www.supermap.asia