Selama beberapa dekade kecerdasan anak
seringkali diukur dari seberapa baik nilai yang mereka dapatkan di
sekolah. Semakin bagus nilai yang diperoleh, anak semakin dianggap
pintar. Padahal tidak semua anak memiliki kecerdasan yang baik di bidang
kurikulum. Sayangnya nilai di sekolah justru menjadi patokan yang
digunakan orangtua untuk menentukan anak cerdas atau tidak.
Menurut Fernando Iskandar, seorang wirausaha yang mendirikan sebuah
lembaga pendidikan non-formal untuk anak menyatakan, banyak orangtua
menilai ketika seorang anak memiliki nilai yang baik di matematika maka
ia akan dianggap pintar. Namun saat anak memililki nilai yang baik di
bidang lukis atau tari maka anak hanya dianggap memiliki bakat yang
baik.
"Bakat
ini seringnya hanya dijadikan sebagai hobi. Hobi itu cenderung hanya
dianggap menghabiskan uang bukan menghasilkan uang. Padahal dari hobi
itu muncul mimpi dan cita-cita seorang anak," ujarnya saat ditemui
VIVAlife di kawasan BSD, Tangerang, Senin, 23 September 2013.
Fernando
menyarankan bahwa untuk membantu meraih masa depan anak, orangtua harus
melihat sisi paling menonjol pada anak, bukan memaksakan keinginan.
Pria yang pernah bekerja sebagai asisten Rhenald Kasali ini memberikan
tips untuk membantu orangtua mengembangkan minat anak.
Jangan bandingkan anak dengan orang lain
Fernando mengatakan, setiap anak diciptakan dengan keunikannya masing-masing. Sebut saja Michael Jackson, Michael Jordan, dan Michael Buble. Mereka memiliki kecerdasan di bidangnya masing-masing.
Fernando mengatakan, setiap anak diciptakan dengan keunikannya masing-masing. Sebut saja Michael Jackson, Michael Jordan, dan Michael Buble. Mereka memiliki kecerdasan di bidangnya masing-masing.
Oleh
karena itu, ketika anak tidak pintar di bidang kurikulum, jangan
bandingkan anak dengan anak-anak lain yang pintar di bidang tersebut.
Tapi cari tahu apa kelebihan yang dimiliki oleh anak Anda.
Fokus pada kelebihan
"Saat anak lemah di matematika, tapi menonjol di pelajaran menggambar maka fokuskan anak pada bidang yang menonjol tersebut," ujarnya.
"Saat anak lemah di matematika, tapi menonjol di pelajaran menggambar maka fokuskan anak pada bidang yang menonjol tersebut," ujarnya.
Menurut
Fernando, daripada orangtua sibuk memaksakan anak untuk memperbaiki
nilai di bidang yang tidak dikuasai anak, sebaiknya biarkan anak untuk
fokus pada bidang yang paling ia kuasai.
Dukung mimpi anak
Setelah mengetahui bakat yang dimiliki anak, dukung ia dalam meraih mimpinya. "Jangan anggap bahwa hobi hanya kegiatan yang membuang-buang uang," ucapnya.
Setelah mengetahui bakat yang dimiliki anak, dukung ia dalam meraih mimpinya. "Jangan anggap bahwa hobi hanya kegiatan yang membuang-buang uang," ucapnya.
Sumber : life.viva.co.id
Diposting kembali Supermap Learning Center