Jangan segan atau malu jika ingin tergelak saat mendengar sebuah lelucon. Menurut sebuah studi baru, tertawa terbahak-bahak tak hanya akan mencerahkan wajah, tapi juga menyehatkan pikiran karena meningkatkan neuron di otak kita. Semakin lucu lelucon tersebut, semakin terlihat aktivitas di pusat-pusat neuron tertentu yang menciptakan perasaan senang.
Sebuah tim ilmuwan dari Medical Research Council memindai otak 12 relawan untuk membandingkan apa yang terjadi ketika mereka mendengar kalimat biasa dan lelucon. Mereka menemukan bahwa respons area pusat 'menghargai' pada otak menyala lebih banyak dalam menanggapi humor daripada kalimat biasa. Selanjutnya, kekuatan respons bergantung pada seberapa lucu tanggapan yang diterima setiap 12 pasien.
"Kami menemukan pola karakteristik dari aktivitas otak ketika lelucon yang digunakan adalah permainan kata-kata," kata Dr Matt Davis dari MRC Cognition and Brain Sciences Unit di Cambridge, seperti dikutip dari Daily Mail.
"Respons memang berbeda-beda pada setiap orang. Terlihat pada pemetaan otak dalam mengolah lelucon. Kalimat menunjukkan bagaimana bahasa memberikan kontribusi untuk kesenangan mendapatkan lelucon," jelas para peneliti.
Lebih lanjut, para peneliti menyarankan bahwa temuan ini dapat digunakan sebagai patokan untuk memahami bagaimana orang yang tidak dapat berkomunikasi secara normal bereaksi terhadap lelucon. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Neuroscience edisi Juni 2011.
"Kami menemukan pola karakteristik dari aktivitas otak ketika lelucon yang digunakan adalah permainan kata-kata," kata Dr Matt Davis dari MRC Cognition and Brain Sciences Unit di Cambridge, seperti dikutip dari Daily Mail.
"Respons memang berbeda-beda pada setiap orang. Terlihat pada pemetaan otak dalam mengolah lelucon. Kalimat menunjukkan bagaimana bahasa memberikan kontribusi untuk kesenangan mendapatkan lelucon," jelas para peneliti.
Lebih lanjut, para peneliti menyarankan bahwa temuan ini dapat digunakan sebagai patokan untuk memahami bagaimana orang yang tidak dapat berkomunikasi secara normal bereaksi terhadap lelucon. Penelitian ini telah dipublikasikan dalam Journal of Neuroscience edisi Juni 2011.
Sumber : mediaindonesia.com
Diposting kembali oleh Supermap Learning Center
0 comments:
Posting Komentar