Pendidikan perlu menanamkan jiwa berdikari kepada anak didik sehingga dapat mendorong mereka untuk hidup mandiri, kata Ketua Tim Ahli Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Sutaryo.
"Melalui pendidikan dan pengajaran yang menanamkan jiwa berdikari diharapkan anak didik dapat berguna bagi diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, negara, dan kemanusiaan," katanya di Yogyakarta, Sabtu.
"Melalui pendidikan dan pengajaran yang menanamkan jiwa berdikari diharapkan anak didik dapat berguna bagi diri pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa, negara, dan kemanusiaan," katanya di Yogyakarta, Sabtu.
Ia mengatakan, memunculkan jiwa berdikari khususnya kepada anak didik merupakan salah satu peninggalan dari tokoh pendidikan nasional Ki Hadjar Dewantara. Peninggalan itu perlu terus dilestarikan.
"Menurut Ki Hadjar Dewantara, jiwa berdikari merupakan hasil tanaman jiwa merdeka lahir dan batin. Ki Hadjar berpikiran bahwa segala macam pendidikan harus ditujukan kepada kecakapan panca indera," katanya.
Selain itu, juga menumbuhkan ketajaman pikiran, kejernihan perasaan, tetap dan kuatnya kemauan dan tenaga, dan kematangan budi pekerti.
"Hal itu sebagai tiang kemerdekaan hidup. Istilah populernya sekarang adalah memanusiakan manusia. Ajaran Ki Hadjar juga mengenalkan adanya sistem `among` yang mengandung arti memerdekakan setiap manusia," katanya.
Menurut dia, memerdekakan setiap manusia itu maksudnya adalah hidup menurut kodrat-iradatnya sendiri tetapi mewajibkan mengejar tertib damainya masyarakat umum.
"Para guru diwajibkan mengingat dan mementingkan kodrat-iradatnya anak-anak didik, dengan tidak melupakan segala keadaan yang mengelilinginya," katanya.
Ia mengatakan, cara mendidik dengan perintah, paksaan dengan hukuman perlu diganti dengan memberi tuntunan dan menyokong anak dalam bertumbuh dan berkembang dengan kodrat-iradatnya sendiri, melenyapkan segala yang merintangi pertumbuhan dan perkembangan, dan mendekatkan anak-anak kepada alam dan masyarakatnya.
"Cara pendidikan adalah dengan percontohan, ibadat, dan pengajaran, sedangkan murid membiasakan diri mencari dan belajar sendiri. Dalam hal ini guru mengamati dengan segala perhatian, hanya menolong apabila perlu," katanya.
"Menurut Ki Hadjar Dewantara, jiwa berdikari merupakan hasil tanaman jiwa merdeka lahir dan batin. Ki Hadjar berpikiran bahwa segala macam pendidikan harus ditujukan kepada kecakapan panca indera," katanya.
Selain itu, juga menumbuhkan ketajaman pikiran, kejernihan perasaan, tetap dan kuatnya kemauan dan tenaga, dan kematangan budi pekerti.
"Hal itu sebagai tiang kemerdekaan hidup. Istilah populernya sekarang adalah memanusiakan manusia. Ajaran Ki Hadjar juga mengenalkan adanya sistem `among` yang mengandung arti memerdekakan setiap manusia," katanya.
Menurut dia, memerdekakan setiap manusia itu maksudnya adalah hidup menurut kodrat-iradatnya sendiri tetapi mewajibkan mengejar tertib damainya masyarakat umum.
"Para guru diwajibkan mengingat dan mementingkan kodrat-iradatnya anak-anak didik, dengan tidak melupakan segala keadaan yang mengelilinginya," katanya.
Ia mengatakan, cara mendidik dengan perintah, paksaan dengan hukuman perlu diganti dengan memberi tuntunan dan menyokong anak dalam bertumbuh dan berkembang dengan kodrat-iradatnya sendiri, melenyapkan segala yang merintangi pertumbuhan dan perkembangan, dan mendekatkan anak-anak kepada alam dan masyarakatnya.
"Cara pendidikan adalah dengan percontohan, ibadat, dan pengajaran, sedangkan murid membiasakan diri mencari dan belajar sendiri. Dalam hal ini guru mengamati dengan segala perhatian, hanya menolong apabila perlu," katanya.
Sumber : antaranews.com
Diposting kembali oleh Supermap Learning Centerwww.supermap.asia
0 comments:
Posting Komentar