Deteksi dini autisme baru bisa dilakukan ketika bayi mencapai usia 2 tahun. Baru-baru ini, ilmuwan menemukan bahwa pertanda autisme ternyata bisa diketahui sejak bayi berusia enam bulan.
Peneliti menemukan bahwa bayi berusia kurang dari satu tahun yang berisiko mengalami autisme sudah memiliki pertanda dalam respons otaknya ketika melihat orang lain dari dekat atau menjauh dari mereka.
Temuan ini menunjukkan bahwa melihat respons otak bayi sejak usia 6 bulan dapat membantu memprediksi apakah sang bayi akan memiliki autisme di kemudian hari atau tidak.
Peneliti menemukan bahwa bayi berusia kurang dari satu tahun yang berisiko mengalami autisme sudah memiliki pertanda dalam respons otaknya ketika melihat orang lain dari dekat atau menjauh dari mereka.
Temuan ini menunjukkan bahwa melihat respons otak bayi sejak usia 6 bulan dapat membantu memprediksi apakah sang bayi akan memiliki autisme di kemudian hari atau tidak.
"Temuan kami menunjukkan untuk pertama kalinya bahwa dengan mengamati langsung fungsi otak selama tahun pertama kehidupan dapat memprediksi diagnosis autisme di kemudian hari, jauh sebelum munculnya gejala perilaku autis," kata peneliti, Mark Johnson dari Birkbeck College, Universitas London seperti dilansir HealthDay, Rabu (1/2/2012).
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Current Biology ini melibatkan bayi berusia 6 sampai 10 bulan yang berisiko mengalami autisme karena memiliki saudara yang mengidap gangguan tersebut.
Para peneliti memantau aktivitas otak bayi sembari para bayi memandang wajah-wajah yang beralih dari melihat mereka dari dekat menjadi melihat mereka dari jauh.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa aktivitas otak yang normal terjadi pada respon terhadap kontak mata dengan orang lain. Respon ini penting dalam interaksi sosial. Anak penyandang autisme yang lebih tua memiliki pola kontak mata dan respon otak yang tidak biasa dalam interaksi sosial yang melibatkan kontak mata.
Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa otak bayi yang berisiko mengembangkan autisme memproses informasi sosial dengan cara yang berbeda dari anak-anak pada umumnya.
"Pada usia kurang dari satu tahun, penanda perilaku autisme belum jelas, sehingga pengukuran fungsi otak dapat menjadi indikator yang lebih sensitif," kata Johnson.
Namun, para peneliti mencatat bahwa tidak semua bayi yang menunjukkan perbedaan-perbedaan dalam fungsi otak kemudian didiagnosis dengan autisme. Pengukuran fungsi otak perlu lebih digunakan bersama metode lain untuk mencakup perkiraan yang lebih akurat tentang autisme.
Penelitian yang dimuat dalam jurnal Current Biology ini melibatkan bayi berusia 6 sampai 10 bulan yang berisiko mengalami autisme karena memiliki saudara yang mengidap gangguan tersebut.
Para peneliti memantau aktivitas otak bayi sembari para bayi memandang wajah-wajah yang beralih dari melihat mereka dari dekat menjadi melihat mereka dari jauh.
Penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa aktivitas otak yang normal terjadi pada respon terhadap kontak mata dengan orang lain. Respon ini penting dalam interaksi sosial. Anak penyandang autisme yang lebih tua memiliki pola kontak mata dan respon otak yang tidak biasa dalam interaksi sosial yang melibatkan kontak mata.
Penelitian sebelumnya juga menemukan bahwa otak bayi yang berisiko mengembangkan autisme memproses informasi sosial dengan cara yang berbeda dari anak-anak pada umumnya.
"Pada usia kurang dari satu tahun, penanda perilaku autisme belum jelas, sehingga pengukuran fungsi otak dapat menjadi indikator yang lebih sensitif," kata Johnson.
Namun, para peneliti mencatat bahwa tidak semua bayi yang menunjukkan perbedaan-perbedaan dalam fungsi otak kemudian didiagnosis dengan autisme. Pengukuran fungsi otak perlu lebih digunakan bersama metode lain untuk mencakup perkiraan yang lebih akurat tentang autisme.
Sumber : detikhealth.com
Diposting kembali Supermap Mindmap Learning Center
www.supermap.asia
0 comments:
Posting Komentar