Sudah menjadi tugas sebuah keluarga
untuk membangun dan membentuk kepribadian dan mental yang sehat seorang
anak. Di tengah keluarga, seorang anak berhak mendapat haknya agar
tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan
harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari tindak
kekerasan, penelantaran, tindak kekejaman fisik maupun diskriminasi.
Perlu mendapat perhatian khusus bahwa tugas mengasuh dan membesarkan
anak merupakan suatu amanah dari Allah. Tak sedikitpun kita berhak untuk
memperlakukan buah hati kita dengan tindakan yang menyakitkan baik
fisik, mental dan intimidasi. Mengasuh anak memerlukan persiapan fisik,
mental dan emosi yang baik dari kedua orangtua, keluarga dan masyarakat
dan lingkungan.
Hanya
dengan suasana kasih sayang, maka pengasuhan seorang anak dapat
dilakukan dengan ikhlas dan penuh nikmat menjadi orangtua. Banyak
keluarga begitu mendambakan hadirnya seorang anak yang menghiasi
rumahtangga mereka, namun mengapa kita yang telah dikaruniai anak tidak
mengasuhnya dengan penuh kasih dan sayang.
Sudah
selayaknya memberikan tempat yang nyaman dan aman bagi pertumbuhan
secara fisik dan mental seorang anak yang sedang tubuh dan berkembang.
Hal ini bukan hanya tanggung jawab sebuah keluarga bahkan juga
masyarakat, pemerintah dan negara. Hak-hak perlindungan anak dijamin
dalam sebuah undang-undang. Kendati tidak mudah menjadi orangtua, namun
siapkan diri kita sejak membentuk sebuah keluarga baru dan menyadari
bahwa tugas kewajiban dan tanggung jawab selaku orangtua adalah
mengasuh, memelihara dan mendidik serta melindungi anak . Mendorong
kemampuan perkembangan bakat dan kemampuan anak.
Ada tiga hal penting dalam memenuhi kebutuhan dasar anak selama masa perkembangan tersebut, yakni Asuh, Asih dan Asah.
Asuh :
meliputi pemenuhan kebutuhan makanan yang sehat dan bergizi, kesehatan
tubuh, kebersihan, pakaian, tempat tinggal, lingkungan yang baik.
Asih :
meliputi kebutuhan emosi, kasih sayang. Terutama pada tahun tahun
pertama kehidupan seorang anak. Hubungan yang erat, mesra dan selaras
merupakan syarat mutlak untuk menjamin masa tumbuh kembang secara
optimal, baik mental, sosial dan psikologis anak kelak ketika dewasa.
Kekerasan terhadap anak, baik berupa penganiayaan fisik berupa
pemukulan, melukai, mencubit, bahkan kekerasan dalam ucapan serta
kurangnya kasih sayang akan memberikan dampak negatif pada masa tumbuh
kembang. Anak akan mengalami perasaan tidak aman, tertekan dan terjadi
ketidak seimbangan mental emosional ketika dewasa. TIdak ada
penyembuhan segera atas tindakan kekerasan atau child abuse. Rekaman
memori anak akan menyimpan semua perilaku negatif orangtua ataupun
anggota keluarga yang telah melakukan child abuse tersebut. Sebaiknya
tindakan mendidik anak tidak menggunakan lagi cara-cara demikian.
Asah :
asah ini merupakan kebutuhan akan stimulasi mental yang positif.
Stimulasi atau rangsangan mental yang positif ini merupakan awal proses
anak belajar di tengah keluarga. Bila kita telah salah menerapkan pola
Asah ini maka perkembangan mental anak akan mengalami kesulitan dalam
pergaulan ditengah masyarakat. Rangsangan terhedap perkembangan mental
ini akan membantu proses anak belajar kemandirian, kreativitas,
kecerdasan, kepribadian, agama /iman, moral dan sopan santun/ etika
dalam bergaul. produktivitas, dan selanjutnya secara psikologis atau
kesehatan mental seorang anak akan berkembang maksimal Itulah tiga
kebutuhan dasar dalam mengasuh seorang anak di tengah keluarga yang
harus perhatikan oleh orangtua.
Berikut contoh menerapkan pola asuh positif sesuai usia anak :
Pola asuh positif untuk anak usia 1-2 tahun :
membacakan cerita atau dongeng, mengajarkan nama anggota tubuh, bermain
dengan anak,mengembangkan kemampuan berbicara dan menggunakan bahasa
yang sopan, berdoa, berdoa, menyapa orang yang ditemui dan mengucapkan
kata terimakasih, serta beberapa kalimat positif yang pendek pendek.
Pola asuh positif usia 2-3 tahun :
Menyediakan waktu bersama untuk membacakan cerita anak, berdoa,
mendorong anak bermain peran, mengajak permainan berkelompok untuk
bersosialisasi, kenalkan dengan lingkungan sekitar dan jalan jalan
mengenal alam, menyanyikan lagu sederhana anak-anak.
Pola asuh positif usia 3- 5 tahun :
Tetap lanjutkan kebiasaan mendongeng dan membacakan buku, berdoa
bersama, mengunjungi toko buku bersama, mengenalkan alat musik sederhana
dan memberik kesempatan memainkan dan berikan pujian, kembangkan konsep
untuk berani bergabung dalam kelompok bermain dan berbagi milik seperti
kue atau permen. Mengajarkan anak untuk menggunakan kalimat yang
lengkap dalam menyampaikan sesuatu. Bantu anak untuk menggunakan kalimat
yang benar dan berikan pujian ketika berhasil mencapai sesuatu yang
positif. Orangtua hendaknya juga belajar konsisten dalam mengajarkan
kedisiplinan. Nyatakan dengan jelas dan penuh kasih sayang tentang model
perilaku mana yang ingin kita kembangkan pada diri anak.Salam hangat
bagi orangtua yang penuh cinta semoga bermanfaat.
Sumber:
berbagai literatur perkembangan mental dan jiwa anak. Buku pedoman
deteksi dini gejala dan perilaku penyimpangan pertumbuhan dan
perkembangan anak,IDAI Jawa Timur.
0 comments:
Posting Komentar