Usia tak mengenal batas ketika berbicara
soal mengejar pengetahuan. Dan inilah yang dilakukan Murakawa. Pria
berusia 98 tahun itu sedang menempuh pendidikan di Momoyama Gakuin
University di Osaka. Perjalanannya memulai beasiswa dimulai pada lima
tahun lalu ketika ia memutuskan mengikuti kuliah di Sejarah Politik
Internasional. Saat ini, Murakawa juga terdaftar dalam kuliah Hukum
Internasional.
Murakawa tak terpengaruh dengan jarak dari rumahnya. Dalam seminggu ia
dua kali menumpangi kereta api dan bus untuk perjalanan dua jam ke
kampusnya. Setelah berhasil lolos dari bahaya gempa bumi di Kanto pada
1923 serta perang Pasific, Murakawa mulai bekerja di pabrik. Karena ia
tak memiliki kesempatan belajar di usia mudanya, Murakawa bertekad untuk
mengubahnya apalagi ia sekarang memiliki kesempatan.
"Mendapat kesempatan, saya ingin belajar sebanyak mungkin," kata Murakawa seperti dikutip RockterNews24.
Di dalam kelas, pria ini duduk dengan tegak dan membuat siswa muda
cemburu dan kewalahan karena Murakawa mendengarkan dosen dengan tekun.
Contohnya
saja pada 24 Januari, ia sedang kuliah Sejarah Politik Internasional.
Murakawa duduk tepat di depan dosennya dengan catatan yang terbuka.
Dengan gaya Jepang, Murakawa menempatkan bantal di tempat duduknya. Saat
itu ia mendengarkan isi kuliah selama 90 menit, sementara banyak siswa
yang secara bertahap mulai gelisah atau berjuang untuk fokus. Tapi
tatapan Murakawa benar-benar tertuju ke dosen.
Murakawa
berasal dari Asasuka di Tokyo. Masa mudanya, Murakawa selamat dari
gempa besar yang terjadi pada 1923 yang mengakibatkan rumahnya terbakar.
Saat itu, mendapatkan pendidikan yang tinggi bukan pilihan yang mudah.
Selama
perang, Murakawa berperan sebagai tenaga medis tempur di garis depan.
Ia kehilangan banyak temannya akibat penembakan brutal.
Setelah
perang berakhir, Murakawa berusaha menjalankan sebuah pabrik jahit di
Osaka, yang mengkhususkan pada busana pria. Ia bekerja sampai berusia 85
tahun. Istri Murakawa sudah meninggal dunia dan kini ia tinggal
sendirian.
Meskipun
ia mendapatkan prestasi yang besar dalam pekerjaannya sebelum pensiun.
Murakawa mengingat kembali pengalamannya saat perang dan bertanya-tanya
makna di balik perang itu apa? "Sekarang setelah sekian lama, saya ingin
mengeksplorasikan ide ini lebih lanjut dengan pendidikan," ujar
Murakawa.
Tampaknya,
sikap pria ini mengagumkan. Ia dikenal orang yang mau berbaur dengan
kaum muda dan bersungguh-sungguh dalam pelajaran.
Dengan
duduk mendengarkan kuliah, Murakawa merasa ia berkembang dan memahami
situasi di balik kepentingan negara masing-masing dan motivasi, dan
tentara Jepang yang ceroboh.
"Apa
pun alasannya, pergi berperang saja tidak dibenarkan. Pentingnya
mencari waktu untuk membahas masalah secara rasional dan fokus pada
metode penyelesaian damai jangan dianggap remeh," ujar Veteran itu.
Murakawa
juga baru mencoba belajar Bahasa Inggris. Ia melihat sebuah iklan yang
bertuliskan Bahasa Inggris beberapa waktu lalu. "Pada awalnya saya tidak
mengetahui apa artinya tapi setelah belajar sedikit, itu membuat saya
lebih mengertl," ujarnya.
Namun,
yang menjadi perhatian Murakawa tentang sikap pemuda saat ini. Duduk di
meja, dan semuanya tak berinisiatif untuk bertanya. "Setelah lulus,
meskipun banyak yang tidak menyukainya, Anda harus bekerja untuk
bertahan hidup. Diberi kesempatan untuk belajar benar-benar karunia.
Visi saya masih sempit dalam banyak hal, tapi dengan pendidikan saya
berharap bisa memperluas pandangan saya tentang segala sesuatu. Saya
ingin terus belajar di universitas sampai saya mati".
Sumber : liputan6.com
Diposting kembali Supermap Mindmap Learning Center
0 comments:
Posting Komentar