Tak enak rasanya melihat orangtua di
tempat umum yang berusaha membuat anaknya mendengar perintahnya dengan
cara berteriak. Ketika si orangtua berteriak, si anak pun ikut-ikutan
berteriak saat berbicara. Apakah harus seperti itu? Sementara anak-anak
lain bisa, kok, diberi tahu oleh orangtuanya tanpa harus dengan cara
berteriak.
Berkomunikasi dengan anak seharusnya
terjadi dua arah. Anda bicara padanya, dia mendengarkan, begitu juga
sebaliknya tanpa ada salah satu yang intonasi suaranya meninggi. Ada
cara-cara efektif untuk berkomunikasi dengan anak tanpa harus
berteriak. Begini tipsnya:
Pesan "Saya"
Ada salah satu teknik komunikasi ekspresif untuk digunakan dengan anak, namanya "pesan saya". Terdapat 3 kata kunci dalam teknik ini, yakni; Saya merasa, ketika, dan karena.
Ada salah satu teknik komunikasi ekspresif untuk digunakan dengan anak, namanya "pesan saya". Terdapat 3 kata kunci dalam teknik ini, yakni; Saya merasa, ketika, dan karena.
Saat Anda berada dalam situasi ketika
si anak meminta sesuatu sekarang juga, Anda bisa menggunakan teknik
ini, jangan lupa gunakan ketiga kata kunci, contoh, "Mama (saya) merasa
kesal ketika kamu mengganggu kerja Mama, karena Mama harus
menyelesaikannya sebelum kita pergi ke taman bermain itu."
Teknik ini efektif karena ini
memfokuskan kepada Anda dan perasaan Anda. Teknik ini tidak menyalahkan
siapa pun, tetapi menjadi sebuah pernyataan sederhana dari cara
pandang Anda terhadap situasi yang dihadapi.
Tekankan kepositivan
Salah satu cara berkomunikasi efektif dengan anak Anda adalah dengan menyusun kalimat secara positif. Hindari kata-kata "tidak" atau "jangan" saat bicara dengan anak. Ketimbang mengatakan, "Jangan buang mainan di lantai," lebih baik katakan, "Mainan itu tempatnya di keranjang mainan". Meski perubahannya sederhana, pemilihan kata-kata yang Anda gunakan berdampak besar pada reaksi anak dan caranya berinteraksi dengan orang lain.
Salah satu cara berkomunikasi efektif dengan anak Anda adalah dengan menyusun kalimat secara positif. Hindari kata-kata "tidak" atau "jangan" saat bicara dengan anak. Ketimbang mengatakan, "Jangan buang mainan di lantai," lebih baik katakan, "Mainan itu tempatnya di keranjang mainan". Meski perubahannya sederhana, pemilihan kata-kata yang Anda gunakan berdampak besar pada reaksi anak dan caranya berinteraksi dengan orang lain.
Belanjar mendengarkan
Belajar dan mempraktikkan komunikasi yang reseptif adalah aspek penting untuk meningkatkan interaksi orangtua-anak. Amat penting mengenai apa yang Anda katakan (atau apa yang diekspresikan anak pada Anda) didengar dan dimengerti. Mendengarkan anak adalah bagian dari komunikasi yang reseptif, dan bisa digunakan sebagai cara untuk memahami anak.
Belajar dan mempraktikkan komunikasi yang reseptif adalah aspek penting untuk meningkatkan interaksi orangtua-anak. Amat penting mengenai apa yang Anda katakan (atau apa yang diekspresikan anak pada Anda) didengar dan dimengerti. Mendengarkan anak adalah bagian dari komunikasi yang reseptif, dan bisa digunakan sebagai cara untuk memahami anak.
Saat mendengarkan anak, hentikan segala
bentuk aktivitas yang Anda lakukan dan berfokuslah pada anak Anda.
Berlutut, duduk, atau angkat si kecil di atas bangku agar Anda dan dia
berada dalam level yang setara. Saat si kecil berbicara, dengarkan
sungguh-sungguh. Tanyakan pada diri Anda, "Apa yang dirasa oleh anak
saya?" Lalu, ulangi apa yang Anda dengar atau apa yang Anda pikir
sedang ia rasakan (kalau suaranya kurang jelas).
Kata kuncinya serupa poin pertama,
"kamu, merasa, karena". Contoh, "Kamu merasa kesal karena kamu mau
pergi ke taman bermain sekarang juga padahal Mama lagi bekerja."
Menurut Terry Meredith, Patolog Bicara dan Bahasa dari TLM Consulting,
penting untuk anak bisa mengekspresikan perasaannya lewat bahasa. Para
orangtua juga bisa memberi tahu kepada anak bahwa adalah hal yang tak
masalah untuk merasakan beberapa hal yang sama sekaligus.
Tindakan lebih jelas dari kata-kata
Ingat, bahwa pikiran Anda dikomunikasikan melalui tanda-tanda non-verbal. Cara Anda membawa diri bisa mengucapkan banyak hal ketimbang kata-kata.
Ingat, bahwa pikiran Anda dikomunikasikan melalui tanda-tanda non-verbal. Cara Anda membawa diri bisa mengucapkan banyak hal ketimbang kata-kata.
Anda menghela napas sangat kencang,
dahi mengerut, tangan mengepal, lalu tiba-tiba si kecil bertanya, "Mama
marah?" lalu Anda menjawab sambil cemberut, "Enggak, Mama enggak
marah". Bahasa tubuh Anda sudah jelas menunjukkan Anda marah dan kesal,
tetapi Anda malah mengatakan sebaliknya. Saat tindakan dan kata-kata
Anda tidak sinkron, Anda mengirimkan pesan ganda kepada anak. Anda
membohongi perasaan, tetapi Anda menunjukkan apa yang sebenarnya Anda
rasakan melalui tubuh Anda.
"Kebanyakan dari apa yang kita
komunikasikan datang melalui komunikasi non-verbal. Pastikan bahasa
non-verbal Anda sesuai dengan apa yang Anda katakan," anjur Meredith.
Teknik-teknik di atas bisa digunakan
untuk mengkomunikasikan hal-hal positif kepada anak-anak Anda. Berikut
ini satu tips yang bisa Anda lakukan untuk dipraktikkan setiap hari,
angkat si kecil ke pangkuan Anda, lingkarkan lengan Anda di sisi
kujurnya, lalu katakan, "Mama sangat bahagia saat kamu ada dekat Mama,
karena Mama sayang sama kamu" dengan kata-kata atau bahasa yang lebih
dimengerti Anda dan si kecil.
Sumber : kompas.com
Diposting kembali Supermap Mindmap Learning Center
www.supermap.asia
0 comments:
Posting Komentar