Memberikan pukulan saat anak melakukan
kesalahan, adalah suatu kebiasaan yang sebaiknya harus ditinggalkan.
Pasalnya, memukul anak sebagai bentuk hukuman, pada akhirnya dapat
meningkatkan risiko gangguan mental di kemudian hari. Demikianlan
kesimpulan dari hasil studi yang dikutip dari Livescience awal pekan
lalu.
Para peneliti menyebutkan, 2 sampai 7 persen kasus gangguan mental, termasuk depresi berat, rasa cemas yang berlebihan, dan paranoid, disebabkan oleh hukuman fisik yang terjadi pada masa anak-anak.
Menurut peneliti, studi ini menambah deret bagaimanan dampak penganiayaan fisik saat anak-anak kelak akan menimbulkan dampak seperti kesehatan mental yang buruk di masa dewasa, termasuk peningkatan risiko depresi, atau bahkan penyalahgunaan alkohol.
Dalam studi, ditemukan hasil hampir 50 persen orang dewasa AS mengatakan mereka mengalami hukuman fisik saat masih anak-anak, seperti didorong, atau dipukul.
Mereka yang mengalami hukuman fisik, 59 persen lebih mungkin untuk memiliki ketergantungan alkohol, 41 persen lebih seperti memiliki depresi dan 24 persen lebih mungkin merasakan kepanikan dan kecemasan yang berlebihan, dibandingkan dengan mereka yang tidak menerima hukuman fisik, kata para peneliti.
Peneliti menyarankan, para orangtua sebaiknya menghentikan kebiasaan memukul saat anak melakukan bentuk kesalahan. Diperlukan kerjasama untuk memilih alternatif hukuman, misalnya seperti pemotongan uang jajan, atau pemangkasan waktu untuk bermain.
Para peneliti menyebutkan, 2 sampai 7 persen kasus gangguan mental, termasuk depresi berat, rasa cemas yang berlebihan, dan paranoid, disebabkan oleh hukuman fisik yang terjadi pada masa anak-anak.
Menurut peneliti, studi ini menambah deret bagaimanan dampak penganiayaan fisik saat anak-anak kelak akan menimbulkan dampak seperti kesehatan mental yang buruk di masa dewasa, termasuk peningkatan risiko depresi, atau bahkan penyalahgunaan alkohol.
Dalam studi, ditemukan hasil hampir 50 persen orang dewasa AS mengatakan mereka mengalami hukuman fisik saat masih anak-anak, seperti didorong, atau dipukul.
Mereka yang mengalami hukuman fisik, 59 persen lebih mungkin untuk memiliki ketergantungan alkohol, 41 persen lebih seperti memiliki depresi dan 24 persen lebih mungkin merasakan kepanikan dan kecemasan yang berlebihan, dibandingkan dengan mereka yang tidak menerima hukuman fisik, kata para peneliti.
Peneliti menyarankan, para orangtua sebaiknya menghentikan kebiasaan memukul saat anak melakukan bentuk kesalahan. Diperlukan kerjasama untuk memilih alternatif hukuman, misalnya seperti pemotongan uang jajan, atau pemangkasan waktu untuk bermain.
Sumber : mediaindonesia.com
Diposting kembali Supermap Mindmap Learning Center
www.supermap.asia
0 comments:
Posting Komentar