Anda menenangkannya saat dia terjatuh, dan membujuknya untuk tidur dengan menyanyikan lagu nina bobo.
Namun mengasuh seorang anak, tidak hanya mengenai merawat secara
emosional, hal ini juga memengaruhi ukuran otak sang anak, kata
peneliti.
Berdasarkan
ahli syaraf, perbedaan ukuran otak terjadi karena satu alasan utama
yakni cara anak diperlakukan oleh ibunya. Anak dengan otak yang lebih
besar dan berkembang penuh adalah anak yang mendapat kasih sayang
ibunya, sang ibu secara rutin merespon bayinya, seperti ditulis oleh
Sunday Telegraph dan dikutip oleh Daily Mail.
Anak dengan ukuran otak yang kecil adalah korban kekerasan serta ditelantarkan oleh ibunya.
Berdasarkan
laporan yang ditulis dalam harian tersebut, otak yang kecil memiliki
kekurangan akan kehadiran area yang mendasar dibandingkan otak yang
besar.
Konsekuensi
kekurangan ini disebutkan, anak dengan otak yang lebih besar akan
memiliki kepintaran lebih serta kemampuan bersosialisasi dan berempati
terhadap yang lain lebih berkembang.
Sebaliknya,
anak yang otaknya kecil cenderung mudah ketagihan narkotika dan
terlibat dalam kekerasan, tidak bekerja, dan tergantung pada pendanaan
dari pemerintah. Anak tersebut juga lebih mudah terkena penyakit baik
fisik maupun mental.
Professor
Allan Schore dari UCLA, mengatakan bahwa apabila bayi tidak
diperlakukan dengan baik pada dua tahun pertama, hal tersebut bisa
memberikan pengaruh buruk pada perkembangan dasarnya. Dia menunjukkan
bahwa gen untuk beberapa aspek fungsi otak, termasuk kepintaran, tidak
bisa berfungsi. Dan ironisnya, mereka bahkan tidak punya kesempatan
untuk berkembang apalagi hadir. Hal ini akan memengaruhi anak-anak
terlantar yang dirawat setelah umurnya lewat dari dua tahun. Dan,
semakin sang ibu menelantarkan anaknya, semakin parah pula kerusakan
yang terjadi.
Konsekuensi
lainnya yang mengkhawatirkan adalah putaran menelantarkan masa kecil
anak, orang tua yang ketika masa kecilnya ditelantarkan sehingga otaknya
tidak berkembang juga akan menelantarkan anaknya dengan cara yang sama.
Namun penelitian di AS menunjukkan bahwa putaran ini bisa dipatahkan
jika intervensi awal dilakukan serta mendapat dukungan dari keluarga.
Kajian
yang berhubungan dengan penelitian yang dirilis awal tahun ini
menemukan bahwa anak yang diberikan cinta serta perhatian dari ibunya
pada masa pertumbuhan awal akan lebih pintar dengan kemampuan belajar
yang lebih bagus.
Kajian
yang dilakukan oleh Psikiatrik dan ahli syaraf dari Washington
University School of Medicine di St. Louis, menemukan anak usia sekolah
yang dirawat oleh ibunya saat masa pertumbuhan memiliki hippocampus yang
lebih besar, kunci penting untuk kemampuan belajar, memori dan respon
terhadap stres.
Penelitian
tersebut pertama kali menunjukkan bahwa perubahan otak anak berhubungan
dengan perawatan sang ibu. Penelitian ini dipublikasikan dalam
Proceeding of the "National Academy of Science Early Edition". Pemimpin
penelitian Joan L. Luby, MD, profesor psikiatrik anak, mengatakan bahwa
penelitian tersebut menunjukkan bahwa perawatan ibu sangat penting untuk
perkembangan anak.
Sumber : antaranews.com
0 comments:
Posting Komentar