Pernahkah Moms and Dads mengalami kejadian ini? Dads pulang kerja dengan wajah “kusut”, Moms ingin tahu apa yang terjadi dan menanyakan keadaan sang suami. Eh, ujung-ujungnya malah terjadi pertengkaran. Rupanya stres kerja yang dialami suami terbawa sampai ke rumah.
Stres kerja atau disebut sebagai occupational stress adalah salah satu penyebab timbulnya masalah rumah tangga terutama pada masyarakat modern seperti sekarang.
Stres kerja atau disebut sebagai occupational stress adalah salah satu penyebab timbulnya masalah rumah tangga terutama pada masyarakat modern seperti sekarang.
Bekerja
saat ini menjadi pusat dari kehidupan manusia di mana dengan melakukan
pekerjaanya, maka kebutuhan setiap orang mampu dipenuhi. Sehingga ketika
ada sesuatu yang membuat tidak nyaman pada kehidupan pekerjaannya,
seseorang menjadi mudah stres dan berdampak pada kehidupannya yang lain,
salah satunya hubungan berumah tangga.
Respons yang sering terjadi adalah menyalahkan orang lain, bahkan mungkin yang tidak ada hubungannya dengan sumber stres. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami sumber stres terlebih dulu dan kemudian bereaksi terhadap stres dengan tepat.
Jadi bila Dads tidak bisa mengelola kondisi stres dan emosinya dengan baik, maka tak heran kalau stres yang dialami di kantor pun akan terbawa sampai ke rumah. Akibatnya Dads bisa uring-uringan, lalu Moms yang tidak tahu-menahu dengan kondisi Dads di kantor pun menjadi bingung menghadapinya, sementara Moms pun mungkin juga lelah mengurus anak-anak, belum lagi jika Moms juga memiliki pekerjaan di luar rumah. Berikut penjelasan Angela Yohana M.K, M.Psi dari Biro Psikologi SSDM Mabes Polri, sebagaimana diulas Mom & Kiddie.
Mengenali Sumber Stres
Ketika sumber stres atau hal yang menyebabkan stres dapat teridentifikasi, maka setidaknya pasangan dapat bereaksi dengan tepat sehingga meminimalisir kemungkinan timbulnya relasi yang negatif atau kurang menyenangkan dalam rumah tangga. Bagaimanapun juga saat sumber penyebab stres tidak dapat diketahui, baik oleh pasangan maupun orang yang mengalami situasi stres, pastinya akan berujung pada relasi yang tidak nyaman bahkan mungkin berpengaruh negatif pada kondisi fisik.
Oleh karenanya, selain berkomunikasi, satu dengan yang lainnya perlu saling memahami ekspresi, kebiasaan, sifat maupun sikap pasangan sehingga ketika ada sesuatu di luar kebiasaan maka akan lebih cepat untuk mendeteksinya. Misalnya saja, Moms yang melihat Dads pulang kantor dengan wajah cemberut bisa memrediksi lebih awal bahwa Dads mungkin sedang mengalami masalah atau situasi di tempat kerja suami sedang tidak nyaman.
Pentingnya Komunikasi
Berkomunikasi tidak sama dengan sekadar berbicara. Kita bisa berbicara apapun dengan gaya apapun, namun belum tentu kita mampu mengomunikasikan maksud kita dengan cara yang nyaman sehingga pasangan pun memahami apa yang kita sampaikan.
Komunikasi tak hanya bisa dilakukan dengan berbicara kepada pasangan, tapi juga melalui bahasa tubuh dan banyak cara lainnya. Komunikasi yang diperlukan saat pasangan sedang dalam keadaan stres adalah bentuk komunikasi yang lebih dari sekadar bicara basa-basi, seperti gerakan tubuh yang mesra, ungkapan hati yang tulus, bisa mengenali ketika pasangan sedang gundah atau stres, juga menjadi bentuk komunikasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan kehidupan rumah tangga yang menyenangkan.
Bersikap Netral
Saat suami mulai menceritakan masalahnya, sangat penting bagi Moms untuk menjadi pendengar dan lawan bicara yang baik. Kalau Dads tampak emosional, Moms perlu menahan diri agar tidak terbawa suasana atau malah memanas-manasi suami. Bersikap netral merupakan hal yang penting agar kehidupan rumah tangga terjaga keharmonisannya.
Kebanyakan pasangan masih memiliki ego masing-masing yang terbawa pada kehidupan pernikahan sehingga masih kurang sensitif membaca situasi emosi pasangannya.
Bagaimanapun kondisi pasangan, baik yang sedang stres, kesal, marah karena situasi kantor kemudian terbawa di rumah sebaiknya bisa dipahami dan direaksi dengan lebih bijak dan bukan malahan membuat keadaan menjadi semakin tidak nyaman.
Respons yang sering terjadi adalah menyalahkan orang lain, bahkan mungkin yang tidak ada hubungannya dengan sumber stres. Oleh karena itu, sangat penting untuk memahami sumber stres terlebih dulu dan kemudian bereaksi terhadap stres dengan tepat.
Jadi bila Dads tidak bisa mengelola kondisi stres dan emosinya dengan baik, maka tak heran kalau stres yang dialami di kantor pun akan terbawa sampai ke rumah. Akibatnya Dads bisa uring-uringan, lalu Moms yang tidak tahu-menahu dengan kondisi Dads di kantor pun menjadi bingung menghadapinya, sementara Moms pun mungkin juga lelah mengurus anak-anak, belum lagi jika Moms juga memiliki pekerjaan di luar rumah. Berikut penjelasan Angela Yohana M.K, M.Psi dari Biro Psikologi SSDM Mabes Polri, sebagaimana diulas Mom & Kiddie.
Mengenali Sumber Stres
Ketika sumber stres atau hal yang menyebabkan stres dapat teridentifikasi, maka setidaknya pasangan dapat bereaksi dengan tepat sehingga meminimalisir kemungkinan timbulnya relasi yang negatif atau kurang menyenangkan dalam rumah tangga. Bagaimanapun juga saat sumber penyebab stres tidak dapat diketahui, baik oleh pasangan maupun orang yang mengalami situasi stres, pastinya akan berujung pada relasi yang tidak nyaman bahkan mungkin berpengaruh negatif pada kondisi fisik.
Oleh karenanya, selain berkomunikasi, satu dengan yang lainnya perlu saling memahami ekspresi, kebiasaan, sifat maupun sikap pasangan sehingga ketika ada sesuatu di luar kebiasaan maka akan lebih cepat untuk mendeteksinya. Misalnya saja, Moms yang melihat Dads pulang kantor dengan wajah cemberut bisa memrediksi lebih awal bahwa Dads mungkin sedang mengalami masalah atau situasi di tempat kerja suami sedang tidak nyaman.
Pentingnya Komunikasi
Berkomunikasi tidak sama dengan sekadar berbicara. Kita bisa berbicara apapun dengan gaya apapun, namun belum tentu kita mampu mengomunikasikan maksud kita dengan cara yang nyaman sehingga pasangan pun memahami apa yang kita sampaikan.
Komunikasi tak hanya bisa dilakukan dengan berbicara kepada pasangan, tapi juga melalui bahasa tubuh dan banyak cara lainnya. Komunikasi yang diperlukan saat pasangan sedang dalam keadaan stres adalah bentuk komunikasi yang lebih dari sekadar bicara basa-basi, seperti gerakan tubuh yang mesra, ungkapan hati yang tulus, bisa mengenali ketika pasangan sedang gundah atau stres, juga menjadi bentuk komunikasi yang dibutuhkan untuk mendapatkan kehidupan rumah tangga yang menyenangkan.
Bersikap Netral
Saat suami mulai menceritakan masalahnya, sangat penting bagi Moms untuk menjadi pendengar dan lawan bicara yang baik. Kalau Dads tampak emosional, Moms perlu menahan diri agar tidak terbawa suasana atau malah memanas-manasi suami. Bersikap netral merupakan hal yang penting agar kehidupan rumah tangga terjaga keharmonisannya.
Kebanyakan pasangan masih memiliki ego masing-masing yang terbawa pada kehidupan pernikahan sehingga masih kurang sensitif membaca situasi emosi pasangannya.
Bagaimanapun kondisi pasangan, baik yang sedang stres, kesal, marah karena situasi kantor kemudian terbawa di rumah sebaiknya bisa dipahami dan direaksi dengan lebih bijak dan bukan malahan membuat keadaan menjadi semakin tidak nyaman.
Tunjukkan
respons Anda dengan sikap yang lembut dan bertanyalah dengan cara yang
bijak sehingga tidak membuat pasangan semakin kesal dan marah. Bila
perlu beri sentuhan hangat pada pasangan, pelukan dan perhatian sehingga
merasa nyaman dengan situasi di rumah dan perlahan memahami bahwa
situasi di kantor berbeda dengan dirumah. Ini sekaligus memberi suatu
pelajaran yang baik pada pasangan bahwa situasi tidak nyaman di kantor
tidak perlu dibawa sampai ke rumah.
Sumber : lifestyle.okezone.com
Diposting kembali Supermap Mindmap Learning Center
0 comments:
Posting Komentar